A.
PROSEDUR
KESELAMATAN DARURAT
Jenis
– jenis prosedur keadaan darurat
1.
Prosedur
internal ( local )
Ini
merupakan pedoman pelaksanaan untuk masing – masing bagian atau department
dengan pengertian keadaan darurat yang terjadi masih dapat di atasi oleh bagian
– bagian yang bersangkutan tanpa melibatkan kapal – kapal atau usaha pelabuhan
setempat.
2. Prosedur umum ( utama)
Merupakan
pedoman perusahaan secara keseluruhan dan telah menyangkut keadaan darurat yang
cukup besar atau paling tidak dapat membahayakan kapal – kapal lain atau
terminal/dermaga.
Jenis – jenis keadaan darurat
1.
Tubrukan
2.
Kebakaran
/ ledakan
3.
Kandas
4.
Orang
jatuh ke laut
5.
Pencemaran
TUBRUKAN
Keadaan
darurat karena tubrukan kapal dengan kapal dengan dermaga maupun dengan benda
tertentu akan munkin terdapat situasi kerusakan pada kapal, korban manusia,
tumpahan minyak ke laut (kapal tengki), pencemaran dan kebakaran. Situasi lainnyan
adalah kepanikan atau ketakutana petugas di kapal yang justru memperlambat
tindakan, pengamanan penyelamatan dan penanggulangan keadaan darurat tersebut.
KEBAKARAN
/ LEDAKAN
Kebakaran
di kapal dapat terjadi di berbagai lokasi yang rawan terhadap kebakaran,
misalnya di kamar mesin, ruang muatan, gudang penyimpanan perlengkapan kapal.
Keadann
daruran pada situasi kebakaran dan ledakan tentu sangat berbeda dengan keadaan
darurat karena tumbrukan, sebab pada situasi yang demikian terdapat kondisi
yang panas dan ruang gerak terbatas dan kadang – kadang kepanikan dan
ketidaksiapan petugas untuk bertindak mengatasi keadaan maupun peralatan yang
di gunakan sudah tidak layak atau tempat penyimpanan telah berubah.
KANDAS
Kapal kandas pada umumnya didahului
dengan tanda – tanda putaran baling- baling terasa berat, asap di cerobong
mendadak menghitam, badan kapal bergetar dan kecepatan kapal berubah kemudian
berhenti mendadak.
Pada saat kapal kandas tidak
bergerak, posisi kapal akan sangat tergantung pada permukaan dasar laut atau
sungai dan situasi di dalam kapal tentu akan tergantung juga pada keadaan kapal
tersebut.
KEBOCORAN/TENGGELAM
Kebocoran pada kapal dapat terjadi
karena kapal kandas, tetapi dapat juga terjadi karena tumbrukan maupun
kebakaran serta kerusakan kulit pelat kapal karena korosi, sehingga kalau tidak
diatasi maka kapal akan tenggelam.
Air yang masuk sangat cepat
sementara kemampuan mengatas kebocoran terbatas, bahkan kapal menjadi miring
membuat situasi sulit diatasi. Keadaan daruruat ini akan menjadi rumit apabila
pengambiklan keputusan dan pelaksaan tidak di dukung sepenuhnya oleh seluruh
anak buah kapal, karena upaya untuk mengatasi keadaan tidak didasari pada azas
keselamatan dan kebakaran.
ORANG
JATUH KE LAUT ( MAN OVER BOARD)
Orang jatuh ke laut merupakan salah
satu bentuk kecelakaan yang membuat situasi menjadi darurat dalam upaya
melakukan penyelamatan.
Pertolongan
yang diberikan tidak dengan mudah dilakukan karena akan sangat tergantung pada
keadaan cuaca saat itu serta kemampuan yang member pertolongan, maupun
fasilitas yang tersedia.
PENCEMARAN
Pencemaran
laut dapat terjadi karena buangan sampah dan tumpahan saat bongkar muat,
buangan imbah kapal tangki, buangan limbah kamar mesin yang melebihi ambang 15
ppm dank arena muatan kapal akibat kebocoran.
B.
DENAH
KEADAN DARURAT
Perencanaan
dan persiapan adalah syarat utama untuk mencapai keberhasilan pelaksaan keadaan
darurat dikapal.
Nahkoda
dan para pewira harus menyadari apa yang mereka harus lakukan pada keadaan
darurat yang bermacam-macam, misalnya kebakaran ditangki muatan, kamar mesin,
kamar A.B.K. dan orang pingsan didalam tangki, kapal lepas dari dermaga dan
hanyut.
ORGANISASI KEADAAN DARURAT
Satu organisasi keadaan darurat
harus di susun untuk operasi keadaan darurat.
Maksud dan tujuan oorganisasi bagi setiap situasi adalah
untuk :
1. Menghidukan tanda Bahaya
2. Menemukan dan menaksirkan besarnya
kejadian dan kemungkinan bahayanya.
3. Mengorganisasi tenaga dan
keselamatan
Ada empat petunujuk perencanaan yang perlu di ikuti :
1.
Pusat
komando
Kelompok
yang mengontrol kegiatan dibawah pimpinan nahkoda atau pewira senior serta
dilengkapi perangkap komunikasi intern dan extern.
2.
Satuan
kesadaran darurat
Kelompok
dibawah pewira senior yang dapat menaksir keadaan, melapor kepusat komando
menyarankan tindakan apa yang harus diambil dan dari mana bantuan di butuhkan.
3.
Satuan
pendukung
Kelompok
satuan pendukung ini di bawah pewira harus selalu siap membantu kelompok induk
dengan perintah pusat komando dan menyediakan bantuan pendukung seperti
peralatan, perbelakan, bantuan medis, termasuk alat bantuan pernafasan dan
lain-lain.
4.
Kelompok
ahli mesin
Kelompok
dibawah satuan pendukung Engineer menyediakan bantuan atas perintah pusat
komando. Tanggung jawab utamanya diruang mesin, dan member bantuan bila di
perlukan.
ALARAM KEBAKARAN
Pada sat
berada di terminal, alarm ini harus diikuti dengan beberapa tiupan panjang
dengan waktu antara kurang dari 0 detik
LATIHAN
Untuk
menjaga ketrampilan dan kesiapan anak buah maka harus diadakan latihan baik
terori atau praktek secara berskala dan teratur. Bila ada kesempatan untuk
mengadakan latihan bersama atau pertemuan pemadaman kebakaran dengan personil
darat maka harus diadakan tukar informasi baik jumlah maupun letak alat guna
memperlancar pelaksanaan bila terjadi kebakaran di kapal.
Keuntungan
dibuat organisasi penanggulan keadaan darurat, antara lain :
1. Tugas dan tanggung jawab tidak
terlalu berat, karena dipikul bersama-sam serta berbeda-beda.
2. Tugas dan tanggung jawab dapat
tertulis dengan jelas dengan demikian dapar mengurangi tindakan-tindakan yang
kurang disiplin.
3. Hanya ada satu pimpinanan
(komando), sehingga perintah, intruksi dan lain-lain akan lebih terarah,
teratur dan terpadu.
4. Dapat terhidar dari hambatan
hirarki formal yang selalu ada dalam perusahaan, karena petugas dari berbaai
bidang yang di perlukan semuanya sudah tergabung dalam satu kelompok
organisasi.
5. Apabila terjadi suatu kegagalan
karena melaksanakan tugsas tertentu, maka hal ini dapat segera dipelajari
kembali untuk perbaikan.
6. Dengan adanya organisasi keadaan
darurat maka semua individu merasa saling terakit.
C.
TATA CARA
KHUSUS DALAM PROSEDUR KEADAAN DARURAT
Keadaan
tubrukan (imminent collision)
1. Bunyikan sirine bahaya (emergency
alarm sounded)
2. Menggerakkan kapal sedemikian rupa
untuk mengurangi pengaruh tubrukan
3. Pintu-pintu kedap air dan
pintu-pinti kebakaran otomatis di tutup
4. Lampu-lampu dek di nyalakan
5. Kamar mesin diberi tahu
6. VHF di pindah ke chanel 16
7. Awk kapal dan penumpang dikumplkan
di stasiun darurat
8. Posisi kapal tersedia di ruangan
radio dan diperbaharui bial ada perubahan
Kandas
terbakar
1. Stop mesin
2. Bunyikan sirine bahaya
3. Pintu-pintu kedap air di tutup
4. Nahkoda di beri tahu
5. Kamar mesi beri tahu
6. VHF di pindah ke chanel 16
7. Tanda-tanda bunyi kapal kandas
dibunyikan
8. Lampu dan sosok-sosok benda di
perlihatkan
9. Lampu dek dinyalakan
10. Got-got dan tangki diukur/sounding
11. Kedalaman laut disekitar kapal di
ukur
12. Posisi kapal tersedia dikamar
radio dan di perbaharui bila da perubahan
Kebakaran/Fire
1.
Bunyikan
sirine bahaya (emergency alarm sounded)
2.
Regu-regu
pemadam kebakaran yang bersangkutan siap
dan mengetahui lokasi kebakaran
3.
Ventilasi,
pintu-pintu kebakaran ototmatis, pintu-pintu kedap air ditutup.
4.
Lampu dek
dinyalakan
5.
Nahkoda di
beri tahu
6.
Kamar mesi
beri tahu
7.
Posisi
kapal tersedia dikamar radio dan di perbaharui bila da perubahan
8.
Air masuk kedaam ruangan (flooding)
9.
Sirine bahaya dibunyikan (internal
dan ekternal)
10.
Siap-siap dalam keadaan darurat
11.
Pintu-pintu kedap air ditutup
12. Nahkoda di beri tahu
13.
Berkumpul di secoci/rakit penolong
untuk meningggalkan kapal, misalnya kapal akan tenggelam yang di bunyikan atas
perintah nahkoda.
Orang jatuh ke laut (man overboat)
1. Lemparkan
pelampung yang sudah di lengkapi dengan lampu apung dan asap kedekat orang
jatuh.
2. Usahakan
orang yang jatuh terhindar dari benturan kapal dan baling-baling
3. Posisi dan
letak pelampung diamati
4. Mengatur
gerak untuk menolong (bila tempat untuk mengatur gerak cukup disarankan
menggunakan metode “Williamson” turn)
5. Tugaskan
seseorang untuk mengawasi orang yang jatuh agar tetap terlihat.
6. Bunyikan 3
kali suling panjang dan di ulang sesuai kebutuhan
7. Regu
penolong siap di sekoci
8. Nahkoda di
beri tahu
9. Kamar mesi
beri tahu
10. Letak atau posisikan kapal
relative dengan orang yang jatuh diplot posisi kapal tersedia di kamar radio
dan diperbaharui bila diperlukan.
Pencarian dan penyelamatan (seach and rescue)
1. Mengambil pesan bahaya dengan
menggunakan radio pencari arah.
2. Pesan bahaya atau S.O.S dipancarkan
ulang.
3. Mendengarkan poly semua frekwensi
bahaya secara terus-menerus.
4. Mempelajari buku petunjuk terbitan
SAR (MERSAR).
5. Mengadakan hubungan antar SAR laut
dengan SAR udara pada frekwensi 1182 K dan atau chanel 16.
6. Posisi dan kecepatan penolong yang
lain di plot.
7. Latihan-latihan bahaya da darurat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar