Sabtu, 30 Juni 2018

Materi Prosedur Keadaan Darurat Dan SAR Search And Rescue

A.  PROSEDUR KESELAMATAN DARURAT
Jenis – jenis prosedur keadaan darurat
1.    Prosedur internal ( local )
Ini merupakan pedoman pelaksanaan untuk masing – masing bagian atau department dengan pengertian keadaan darurat yang terjadi masih dapat di atasi oleh bagian – bagian yang bersangkutan tanpa melibatkan kapal – kapal atau usaha pelabuhan setempat.
2.    Prosedur umum ( utama)
Merupakan pedoman perusahaan secara keseluruhan dan telah menyangkut keadaan darurat yang cukup besar atau paling tidak dapat membahayakan kapal – kapal lain atau terminal/dermaga.

Jenis – jenis keadaan darurat
1.    Tubrukan
2.    Kebakaran / ledakan
3.    Kandas
4.    Orang jatuh ke laut
5.    Pencemaran

TUBRUKAN
Keadaan darurat karena tubrukan kapal dengan kapal dengan dermaga maupun dengan benda tertentu akan munkin terdapat situasi kerusakan pada kapal, korban manusia, tumpahan minyak ke laut (kapal tengki), pencemaran dan kebakaran. Situasi lainnyan adalah kepanikan atau ketakutana petugas di kapal yang justru memperlambat tindakan, pengamanan penyelamatan dan penanggulangan keadaan darurat tersebut.

KEBAKARAN / LEDAKAN
Kebakaran di kapal dapat terjadi di berbagai lokasi yang rawan terhadap kebakaran, misalnya di kamar mesin, ruang muatan, gudang penyimpanan perlengkapan kapal.
Keadann daruran pada situasi kebakaran dan ledakan tentu sangat berbeda dengan keadaan darurat karena tumbrukan, sebab pada situasi yang demikian terdapat kondisi yang panas dan ruang gerak terbatas dan kadang – kadang kepanikan dan ketidaksiapan petugas untuk bertindak mengatasi keadaan maupun peralatan yang di gunakan sudah tidak layak atau tempat penyimpanan telah berubah.

KANDAS
Kapal kandas pada umumnya didahului dengan tanda – tanda putaran baling- baling terasa berat, asap di cerobong mendadak menghitam, badan kapal bergetar dan kecepatan kapal berubah kemudian berhenti mendadak.
Pada saat kapal kandas tidak bergerak, posisi kapal akan sangat tergantung pada permukaan dasar laut atau sungai dan situasi di dalam kapal tentu akan tergantung juga pada keadaan kapal tersebut.

KEBOCORAN/TENGGELAM
Kebocoran pada kapal dapat terjadi karena kapal kandas, tetapi dapat juga terjadi karena tumbrukan maupun kebakaran serta kerusakan kulit pelat kapal karena korosi, sehingga kalau tidak diatasi maka kapal akan tenggelam.
Air yang masuk sangat cepat sementara kemampuan mengatas kebocoran terbatas, bahkan kapal menjadi miring membuat situasi sulit diatasi. Keadaan daruruat ini akan menjadi rumit apabila pengambiklan keputusan dan pelaksaan tidak di dukung sepenuhnya oleh seluruh anak buah kapal, karena upaya untuk mengatasi keadaan tidak didasari pada azas keselamatan  dan kebakaran.

ORANG JATUH KE LAUT ( MAN OVER BOARD)
Orang jatuh ke laut merupakan salah satu bentuk kecelakaan yang membuat situasi menjadi darurat dalam upaya melakukan penyelamatan.
Pertolongan yang diberikan tidak dengan mudah dilakukan karena akan sangat tergantung pada keadaan cuaca saat itu serta kemampuan yang member pertolongan, maupun fasilitas yang tersedia.

PENCEMARAN
Pencemaran laut dapat terjadi karena buangan sampah dan tumpahan saat bongkar muat, buangan imbah kapal tangki, buangan limbah kamar mesin yang melebihi ambang 15 ppm dank arena muatan kapal akibat kebocoran.

B.  DENAH KEADAN DARURAT
Perencanaan dan persiapan adalah syarat utama untuk mencapai keberhasilan pelaksaan keadaan darurat dikapal.
Nahkoda dan para pewira harus menyadari apa yang mereka harus lakukan pada keadaan darurat yang bermacam-macam, misalnya kebakaran ditangki muatan, kamar mesin, kamar A.B.K. dan orang pingsan didalam tangki, kapal lepas dari dermaga dan hanyut.

ORGANISASI KEADAAN DARURAT
Satu organisasi keadaan darurat harus di susun untuk operasi keadaan darurat.

Maksud dan tujuan oorganisasi bagi setiap situasi adalah untuk :
1. Menghidukan tanda Bahaya
2. Menemukan dan menaksirkan besarnya kejadian dan kemungkinan bahayanya.
3.  Mengorganisasi tenaga dan keselamatan

Ada empat petunujuk perencanaan yang perlu di ikuti :
1.    Pusat komando
Kelompok yang mengontrol kegiatan dibawah pimpinan nahkoda atau pewira senior serta dilengkapi perangkap komunikasi intern dan extern.
2.    Satuan kesadaran darurat
Kelompok dibawah pewira senior yang dapat menaksir keadaan, melapor kepusat komando menyarankan tindakan apa yang harus diambil dan dari mana bantuan di butuhkan.
3.    Satuan pendukung
Kelompok satuan pendukung ini di bawah pewira harus selalu siap membantu kelompok induk dengan perintah pusat komando dan menyediakan bantuan pendukung seperti peralatan, perbelakan, bantuan medis, termasuk alat bantuan pernafasan dan lain-lain.
4.    Kelompok ahli mesin
Kelompok dibawah satuan pendukung Engineer menyediakan bantuan atas perintah pusat komando. Tanggung jawab utamanya diruang mesin, dan member bantuan bila di perlukan.
ALARAM KEBAKARAN
Pada sat berada di terminal, alarm ini harus diikuti dengan beberapa tiupan panjang dengan waktu antara kurang dari 0 detik

LATIHAN
Untuk menjaga ketrampilan dan kesiapan anak buah maka harus diadakan latihan baik terori atau praktek secara berskala dan teratur. Bila ada kesempatan untuk mengadakan latihan bersama atau pertemuan pemadaman kebakaran dengan personil darat maka harus diadakan tukar informasi baik jumlah maupun letak alat guna memperlancar pelaksanaan bila terjadi kebakaran di kapal.

Keuntungan dibuat organisasi penanggulan keadaan darurat, antara lain :
1.    Tugas dan tanggung jawab tidak terlalu berat, karena dipikul bersama-sam serta berbeda-beda.
2.    Tugas dan tanggung jawab dapat tertulis dengan jelas dengan demikian dapar mengurangi tindakan-tindakan yang kurang disiplin.
3.    Hanya ada satu pimpinanan (komando), sehingga perintah, intruksi dan lain-lain akan lebih terarah, teratur dan terpadu.
4.    Dapat terhidar dari hambatan hirarki formal yang selalu ada dalam perusahaan, karena petugas dari berbaai bidang yang di perlukan semuanya sudah tergabung dalam satu kelompok organisasi.
5.    Apabila terjadi suatu kegagalan karena melaksanakan tugsas tertentu, maka hal ini dapat segera dipelajari kembali untuk perbaikan.
6.    Dengan adanya organisasi keadaan darurat maka semua individu merasa saling terakit.

C.  TATA CARA KHUSUS DALAM PROSEDUR KEADAAN DARURAT
Keadaan tubrukan (imminent collision)
1.    Bunyikan sirine bahaya (emergency alarm sounded)
2.    Menggerakkan kapal sedemikian rupa untuk mengurangi pengaruh tubrukan
3.    Pintu-pintu kedap air dan pintu-pinti kebakaran otomatis di tutup
4.    Lampu-lampu dek di nyalakan
5.    Kamar mesin diberi tahu
6.    VHF di pindah ke chanel 16
7.    Awk kapal dan penumpang dikumplkan di stasiun darurat
8.    Posisi kapal tersedia di ruangan radio dan diperbaharui bial ada perubahan

Kandas terbakar
1.    Stop mesin
2.    Bunyikan sirine bahaya
3.    Pintu-pintu kedap air di tutup
4.    Nahkoda di beri tahu
5.    Kamar mesi beri tahu
6.    VHF di pindah ke chanel 16
7.    Tanda-tanda bunyi kapal kandas dibunyikan
8.    Lampu dan sosok-sosok benda di perlihatkan
9.    Lampu dek dinyalakan
10.     Got-got dan tangki diukur/sounding
11.     Kedalaman laut disekitar kapal di ukur
12.     Posisi kapal tersedia dikamar radio dan di perbaharui bila da perubahan

Kebakaran/Fire
1.         Bunyikan sirine bahaya (emergency alarm sounded)
2.         Regu-regu pemadam kebakaran  yang bersangkutan siap dan mengetahui lokasi kebakaran
3.         Ventilasi, pintu-pintu kebakaran ototmatis, pintu-pintu kedap air ditutup.
4.         Lampu dek dinyalakan
5.         Nahkoda di beri tahu
6.         Kamar mesi beri tahu
7.         Posisi kapal tersedia dikamar radio dan di perbaharui bila da perubahan
8.         Air masuk kedaam ruangan (flooding)
9.         Sirine bahaya dibunyikan (internal dan ekternal)
10.     Siap-siap dalam keadaan darurat
11.     Pintu-pintu kedap air ditutup
12.     Nahkoda di beri tahu
13.     Berkumpul di secoci/rakit penolong untuk meningggalkan kapal, misalnya kapal akan tenggelam yang di bunyikan atas perintah nahkoda.

Orang jatuh ke laut (man overboat)
1.   Lemparkan pelampung yang sudah di lengkapi dengan lampu apung dan asap kedekat orang jatuh.
2.     Usahakan orang yang jatuh terhindar dari benturan kapal dan baling-baling
3.     Posisi dan letak pelampung diamati
4. Mengatur gerak untuk menolong (bila tempat untuk mengatur gerak cukup disarankan menggunakan metode “Williamson” turn)
5.   Tugaskan seseorang untuk mengawasi orang yang jatuh agar tetap terlihat.
6.   Bunyikan 3 kali suling panjang dan di ulang sesuai kebutuhan
7.  Regu penolong siap di sekoci
8.   Nahkoda di beri tahu
9.  Kamar mesi beri tahu
10. Letak atau posisikan kapal relative dengan orang yang jatuh diplot posisi kapal tersedia di kamar radio dan diperbaharui bila diperlukan.

Pencarian dan penyelamatan (seach and rescue)
1.  Mengambil pesan bahaya dengan menggunakan radio pencari arah.
2.  Pesan bahaya atau S.O.S dipancarkan ulang.
3.   Mendengarkan poly semua frekwensi bahaya secara terus-menerus.
4.   Mempelajari buku petunjuk terbitan SAR (MERSAR).
5.   Mengadakan hubungan antar SAR laut dengan SAR udara pada frekwensi 1182 K dan atau chanel 16.
6.   Posisi dan kecepatan penolong yang lain di plot.
7.   Latihan-latihan bahaya da darurat.




















Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PERAN DISTRIK NAVIGASI DALAM KESELAMATAN PELAYARAN

A.   PENDAHULUAN Indonesia adalah negara maritim terbesar di dunia, yang memiliki 17.504 pulau yang membentang dari Sabang sampai Meraoke...