Jumat, 29 Juni 2018

HUBUNGAN TINGKAH LAKU IKAN TERHADAP TERUMBU KARANG


A.     Pendahuluan
Terumbu karang merupakan salah satu ekosistem khas, dengan keanekaragaman hayati tinggi yang ditemukan di perairan dangkal daerah tropis yang tersusun dari struktur kalsium karbonat yang dibentuk oleh sekumpulan hewan yang disebut polip (Jaap 2000). Terumbu karang merupakan sebuah sistem dinamis yang kompleks yang keberadaannya dibatasi oleh parameter suhu, salinitas, intensitas cahaya matahari dan kecerahan suatu perairan (Nybakken 1992).
Istilah ‘terumbu karang’ sering dikatakan dengan ‘karang’. Karang adalah kelompok hewan dari ordo Scleractinia yang menghasilkan kapur sebagai pembentuk utama terumbu. Terumbu adalah batuan sedimen kapur di laut, yang juga meliputi karang hidup dan karang mati yang menempel pada batuan kapur tersebut. Sedimentasi kapur di terumbu dapat berasal dari karang maupun dari algae. Secara fisik terumbu karang adalah terumbu yang terbentuk dari kapur yang dihasilkan oleh karang. Di Indonesia semua terumbu berasal dari kapur yang sebagian besar dihasilkan karang.
Terumbu karang berfungsi sebagai habitat bagi tumbuhan laut, hewan laut, maupun mikroorganisme. Seperti halnya pada tumbuhan, terumbu karang juga melakukan fotosintesis dan mengeluarkan oksigen. Oleh karena itu, terumbu karang memerlukan sinar matahari untuk hidup. Biasanya terumbu karang dapat ditemukan hingga kedalaman 50 m, dimana sinar matahari masih dapat masuk. Terumbu karang termasuk makhluk hidup yang sensitif dengan perubahan, terutama perubahan suhu. Suhu ideal bagi terumbu karang berkisar kurang lebih 20 derajat celsius.

B.      Jenis - Jenis Terumbu Karang
Terumbu karang adalah salah satu makhluk hidup yang mudah di temukan di sepanjang pantai, terutama di pantai-pantai indonesia. Terumbu karang sendiri, memiliki berbagai macam jenis. Jenis-jenis terumbu karang di bedakan menjadi 4, yaitu berdasarkan tipenya, berdasarkan bentuk dan tempat tumbuhnya, berdasarkan letaknya, dan berdasarkan zonasinya.
1.   Terumbu Karang Berdasarkan Tipenya
Terumbu karang berdasarkan tipenya dibagi menjadi dua, yaitu terumbu karang bertipe lunak dan terumbu karang bertipe keras.
· Lunak: jenis terumbu karang ini adalah terumbu karang yang tumbuh di sepanjang pantai. Jenis terumbu ini tidak membentuk karang, dan cenderung subur karena mendapatkan sinar matahari yang cukup.
· Keras: jenis terumbu ini adalah terumbu karang yang membentuk batuan kapur di dalam laut. Jenis terumbu ini sangat rapuh dan rentan pada perubahan iklim. Terumbu karang ini adalah pembentuk utama ekosistem terumbu karang.

2.   Terumbu Karang Berdasarkan Bentuk Dan Tempat Tumbuh
Terumbu karang jenis ini, dibagi menjadi 4 jenis, yaitu
· Terumbu: terumbu adalah endapan dari batuan kapur. Endapan ini berbetuk seperti punggung laut yang menjadi salah satu pembentuk ekosistem pesisir.
· Karang: karang adalah biota laut yang memiliki peran dalam pembentukan terumbu. Bentuk karang beruas- ruas seperti bambu.
· Karang terumbu: karang terumbu adalah karang lunak yang tidak menghasilkan kapur. Karang terumbu banyak di jumpai di daerah pesisir pantai.
· Terumbu karang: terumbu karang adalah ekosistem di dalam laut, yang pembuatan akibat adanya simbiosis antara hewan dan tumbuhan laut.

1.   Terumbu Karang Berdasarkan Letaknya

Terumbu karang berdasarkan letaknya di bedakan menjadi 4, yaitu:
· Terumbu Karang Tepi: terumbu ini adalah terumbu yang paling banyak ditemukan disekitar pesisir pantai. Terumbu ini bisa hidup hingga kedalaman 40 m. Terumbu ini berbentuk melingkar ke arah lautan lepas. Terumbu ini banyak ditemukan di Bunaken, Pulau Panaitan, dan Nusa Dua Bali.
· Terumbu Karang Penghalang: Terumbu ini hampir sama dengan terumbu karang tepi. Hanya saja, terumbu ini letaknya jauh dari pesisir. Terumbu ini dapat tumbuh hingga kedalaman 75 m. Terumbu ini banyak ditemukan di Kepulauan Riau, Sulawesi Selatan, Kepulauan Banggai Sulawesi Tenggara.
· Terumbu Karang Cincin: terumbu karang ini bebentu seperti cincin. Terumbu ini banyak ditemukan di sekitar samudra atlantik.
· Terumbu Karang Datar: terumbu ini adalah terumbu karang yang membentuk pulau- pulau. Terumbu karang ini, tumbuh dari dasar laut menuju permukaan laut. Terumbu karang ini banyak ditemukan di Kepulauan Seribu dan Kepulauan Ujung Batu Aceh.

2.   Terumbu Karang Berdasarkan Zonasi
Terumbu karang berdasarkan zonasi dibagi menjadi 2, yaitu yang menghadap ke arah angin, dan membelakangi angin.
· Terumbu yang menghadap ke angin: terumbu ini adalah terumbu yang lerengnya mengarah ke lautan lepas. Terumbu ini bisa hidup hingga kedalaman 50 m dan cenderung subur. Terumbu karang ini juga bisa disebut dengan pamatang alga.
· Terumbu yang membelakangi angin: terumbu ini adalah terumbu yang umumnya bersifat keras. Bisa ditemukan pada kedalaman laut kurang dari 50 m. Bentuk terumbu ini seperti hampatan karang yang sempit.
Indonesia adalah salah satu pemilik ekosistem terumbu karang terbesar di dunia. Diperkirakan, terdapat 300 jenis jenis terumbu karang yang ada di Indonesia. Berikut ini 10 contoh terumbu karang yang ada di Indonesia.
 a.   Acropora Cervicurnis
· Jenis terumbu karang ini bisa hidup pada kedalaman 3-15 m dari atas permukaaan laut.
· Terumbu ini berbentuk seperti pipa kecil yang ada di dalam laut. koloni terumbu ini dapat berkumpul hingga beberapa meter. Terumbu ini tersusun dari cabang- cabang dan membentuk terumbu karang yang lebat, serta cabang- cabang yang silindris.. Aksial koralit dari terumbu karang ini dapat dibedakan.
· Memiliki kemiripan dengan terumbu karang Acropora Prolifera.
· Terumbu karang ini biasanya berwarna coklat muda.
· Hidup pada perairan yang jernih serta tidak berpolusi.  Serta tumbuh di bagian atas lereng atau lagun dangkal yang jernih serta di tengah- tengah karang. Terumbu karang ini banyak di jumpai di perairan Indonesia, Jamaika Serta kepulauan Cayman.


b.   Acropora Elegantula

· Terumbu karang ini hidup pada kedalaman 3-15 m dari atas permukaan laut.
· Terumbu karang ini berbentuk seperti semak dan berbentuk melebar. Cabang dari terumbu karang ini berbentuk horizontal yang menyabar serta tipis. Serta aksial koralit yang terlihat jelas. Saat terkena arus laut, terumbu karang ini akan bergerak dengan sangat lembut, seperti sedang menari akibat dari ukuran cabang yang hampir seragam.
· Terumbu karang ini berwarna abu- abu, dengan warna ujungnya akan semakin berwarna muda.
· Terumbu karang ini memiliki kesamaan dengan Acropora Aculeus.
· Terumbu karang ini mudah ditemukan pada perairan dangkal. Selain Indonesia, terumbu karang ini dapat ditemukan di Sri Langka.


c.   Acropoda Micropthalma

· Terumbu karang ini bisa hidup pada kedalaman 3-15 m dari atas permukaan laut.
· Terumbu karang ini berbentuk melebar serta pipih, dengan luas bisa mencapai 2 m.
· Tarumbu ini biasanya hanya terdiri dari 1 spesies, terdiri dari satu koralit kecil, yang membentuk satu terumbu karang. koralit kecil ini biasanya berjumlah banyak dengan ukuran yang sama.
· Memiliki kemiripan dengan Acropora Copiosa, Acropora Parilis, dan Acropora Horrida.
· Dapat ditemukan pada perairan yang keruh, serta lagun yang berpasir. Selain itu, dapat ditemukan pada perairan dangkal dan di atas karang. Selain di Indonesia, terumbu karang ini bisa di jumpai di Australia dan Papua.


d.   Acropora Millepora

· Terumbu karang ini hidup pada kedalaman 3-15 m.
· Berbentuk bantalan dengan cabang yang pendek dan gemuk serta dengan ukuran yang sama. terumbu karang ini ada kemiripan dengan Acropora Aspera. Yang membedakan adalah radial koralit yang rapat serta aksial koralit yang terpisah- pisah.
· Terumbu karang ini biasanya berwarna hijau, merah, biru, atau jingga.
· Terumbu karang ini memiliki kemiripan dengan Acropora Covexa, Acropora Aspera dan Acropora Pulchra.
· Mudah ditemukan pada perairan yang dangkal serta tidak berpolusi. Selain di Indonesia, terumbu ini juga ditemukan di Filipina dan Australia.

e.   Acropora Humilis
· Terumbu karang ini hidup pada kedalaman 1-7 m.
· Berbentuk bercabang- cabang. Cabang- cabang dari terumbu karang ini berbentuk tebal. Memiliki koralit yang besar, dan memiliki radial koralit dengan dua ukuran.
· Terumbu karang ini juga disebut sebagai karang bercabang. Akibat dari bentuk karang yang bercabang- cabang.
· Memiliki kurimbosa dengan warna ungu atau merah muda. Tapi warna yang sering di jumpai adalah krem, coklat, atau biru.
· Hidup disekitar terumbu yang datar, selain itu juga bisa ditemukan pada lereng karang. Jenis terumbu karang ini banyak ditemukan pada perairan indonesia dan tersebar mulai dari laut merah hingga America Tengah dan Indo- Pasifik.

f.   Acropora Hyacinthus
· Terumbu ini hidup pada kedalaman 15-35 m.
· Berbetuk seperti piring dengan cabang yang tipis. Terumbu karang ini termasuk terumbu karang yang mudah rapuh. Koralit dari terumbu karang ini berbentuk mangkok, dengan bagian yang melebar.
· Terumbu ini berwarna coklat, hijau, merah muda, abu- abu, dan biru.
· Memiliki kemiripan dengan Acripora Cytherea.
· Terumbu karang ini juga disebut sebagai karang meja. Hal ini karena bentuknya yang lebar seperti meja.
· Dapat ditemukan disekitar lereng karang atau perairan yang dangkal. Selain di Indonesia, terumbu karang ini banyak dijumpai di Australia.


g.   Sidesratra Sidereal

· Terumbu karang ini hidup pada kedalaman 7-14 m.
· Pada beberapa kesempatan karang ini juga sering ditemukan berada di atas ketinggian 1 meter dari permukaan laut.
· Terumbu karang ini membentuk koloni yang menyerupai batu bulat dan besar. Koloni terumbu karang ini bisa tersebar hingga beberapa meter. Beberapa terumbu karang ini berbentu sedikit lebih pipih dari biasanya.
· Terumbu karang ini biasanya berwarna coklat atau abu- abu. warna dari terumbu karang ini biasanya seragam
· Berada di perairan jernih dan bebas dari polusi. Selain di Indonesia, jenis terumbu karang ini banyak ditemukan di laut karibia.

h.   Montipora Danae
· Terumbu karang ini hidup pada kedalaman 3-15 m dari permukaan laut.
· Berbentuk plat datar seperti kubah dengan koralit yang kecil. Selain itu, terumbu ini ada berbentuk seperti piring yang terbalik.
· Terumbu karang ini berwarna coklat muda, ungu atau terkadang berwarna sangat cerah.
· Terumbu karang ini memiliki kemiripan dengan MontiporaVerrucosa dan Montipora Palawanensis.
· sifat dari terumbu karang ini tidak menjadi benalu bagi terumbu karang yang lain. Akan tetapi, terumbu karang ini memiliki kemampuan untuk tumbuh dengan sangat cepat. Sehingga mengambil banyak tempat di akuarium.
· Dapat di temukan hidup di sekitar lereng karang bagian atas atau lagun yang jernih. selain di Indonesia, terumbu karang ini banyak ditemukan di Papua Nugini, Filipina, Jepang, hingga Madagaskar.

i.   Montipora Aquituberculata
·     Terumbu ini hidup pada kedalaman 3-15 m
·     Berbentuk seperti corong dengan lapisan yang bersusun- susun. Terumbu karang ini terdiri dari koralit dengan dikelilingi papila yang tebal. Terumbu karang ini lama kadalaman akan menggerak sehingga tersusun menjadi seperti corong.
·     Terumbu Karang ini memliki kemiripan dengan Montipora Peltiformis.
·     Terumbu ini berwarna coklat atau jingga
·     Dapat di temukan hidup pada perairan dangkal dengan banyak karang. Daerah sebarannya selain di Indonesia sama dengan Montipora Danae, yaitu Filipina Jepang hingga ke Madagaskar. Akan tetapi, terumbu karang ini juga bisa ditemukan di Australia.

j.   Acropora Grandis
· Terumbu ini hidup pada kedalaman 3-15 m
· Semakin dalam lokasi terumbu ini maka cabang akan semakin panjang dan terbuka. semakin dangkal, maka cabangnya akan semakin pendek.
· Terumbu ini berwarna coklat, merah muda, biru, atau hijau. Pada ujungnya, warna akan semakin muda.
· Dapat ditemukan hidup pada lereng karang bagian atas.
· Memiliki persebaran yang sama dengan Montipora Danae. yaitu Indonesia, Filipina, Jepang, hingga Madagaskar. selain itu, jenis terumbu karang ini tersebar hingga Indo- Pasifik. Terumbu karang ini banyak tumbuh di daerah yang beriklim tropis.



A.     Hubungan karang dengan tingkah laku ikan

Menurut Choat and Bellwood (1991) menjelaskan interaksi ikan karang dengan terumbu karang dalam 3 bentuk hubungan yaitu :
1.   Interaksi langsung, yaitu sebagai tempat berlindung dari predator.
2.   Interaksi dalam mencari makanan, meliputi hubungan antar ikan karang dan biota yang hidup pada karang termasuk alga.
3.   Interaksi tidak langsung sebagai akibat dari struktur karang dan kondisi hidrologi dan sedimen.
Sedangkan menurut Nybakken (1992) interaksi ikan karang lainnya yang terjadi dalam ekosistem terumbu karang adalah :
1.   Pemangsaan, dimana ada dua kelompok ikan yang secara aktif memakan koloni-koloni karang, yaitu spesies memakan polip-polip karang, seperti ikan buntal (Tetraonotidae), ikan kuli pasir (Monachantidae), ikan pakol (Balistidae) dan ikan kepe-kepe (Chaetodontidae) dan kelompok multivora/omnivore yang memindahkan polip karang untuk mendapatkan alga atau invertebrata yang hidup dalam lubang kerangka.
2.   Grazing, dilakukan oleh ikan-ikan famili Siganidae, Pomacentridae, Acanthuridae dan Scaridae yang merupakan herbivora grazer pemakan alga sehingga pertumbuhan alga yang berkompetisi ruang dengan karang dapat terkendali.
Nybakken (1992) menyatakan tipe pemangsaan yang paling banyak di terumbu karang adalah karnivora yakni sekitar 50 – 70% dari spesies ikan. Ikan herbivora dan pemakan karang merupakan kelompok besar kedua yaitu sekitar 15% dari spesies yang ada. Sisanya berupa omnivora atau multivora yaitu ikanikan dari famili Pomachantidae, Chaetodontidae, Monachantidae, Ostachiontidae dan Tetradontidae. Ikan-ikan pemakan zooplankton memiliki ukuran tubuh kecil, yaitu dari famili Clupidae dan Atherinidae.
Dengan demikian keberadaan ikan-ikan karang baik secara kuantitas maupun kualitas sangat behubungan dengan kondisi kesehatan terumbu karang yang ditunjukkan oleh persentase penutupan karang hidup (Hutomo, 1986), serta keanekaragaman jenis biota karang di suatu ekosistem. Interaksi antara ikan karang dengan terumbu karang sebagai habitatnya dapat dibedakan menjadi tiga bentuk, yaitu: (1) interaksi langsung sebagai tempat berlindung dari predator pemangsa terutama bagi ikan-ikan muda; (2) interaksi dalam mencari makanan yang meliputi hubungan antara ikan karang dan biota yang hidup pada karang termasuk algae; dan (3) interaksi tidak langsung sebagai akibat struktur karang dan kondisi hidrologis dan sedimen (Coat dan Bellwood 1991).


A.  Penyebab kerusakan terumbu karang
Sesuai dengan hasil penelitian secara umum bahwa 85 % kerusakan terumbu karang disebabkan oleh kegiatan manusia baik yang berasal dari dalam kawasan maupun yang berasal dari luar kawasan. Kegiatan di dalam kawasan yang menyebabkan kerusakan terumbu karang menurut hasil penelitian CNOOC dan PKSPL 2006 adalah (Tabel 1):
Tabel 1. Sumber Penyebab Kerusakan Terumbu Karang
Berasal Dari Kawasan
Berasal Dari Luar Kawasan
Limbah domestik dari penduduk lokal maupun resort-resort wisata
Pertambangan minyak
Penambangan karang
Sampah dan limbah dari darat yang dibawa oleh 13 sungai
Penambangan pasir
Pembangunan Giant Sea Wall
Pembangunan darmaga
Transportasi kapal-kapal besar yang melewati kawasan
Limbah Budidaya ikan
Wisata selam yang tidak ramah lingkungan
Transportasi laut

Kerusakan terumbu karang juga disebabkan oleh faktor alami, seperti kualitas air laut, arus, gelombang, perubahan iklim, predator alami, pengkayaan nutrien dan sebagainya. Faktor tersebut saling berinteraksi dalam menentukan keberlanjutan ekosistem terumbu karang.
Sebagai ekosistem yang paling produktif dan memiliki keanekaragaman yang tinggi, terumbu karang memberikan berbagai manfaat bagi kehidupan manusia (Moberg & Folke 1999). Terumbu karang dapat menyediakan jasa lingkungan dan manfaat ekonomi dari bidang perikanan dan pariwisata (Morberg & Folke 1999).
Terumbu karang dihuni oleh berbagai organisme bentik dan organisme motil. Namun, keanekaragaman di daerah terumbu karang juga dipengaruhi oleh ekosistem lain di sekitar terumbu karang. Beberapa jenis ikan karang akan berada pada ekosistem lamun atau mangrove ketika fase juvenil untuk berlindung dari predator, dan baru akan menetap di terumbu karang ketika telah mencapai ukuran tertentu (Nagelkerken et al. 2000).
Perubahan iklim akan berpengaruh terhadap kenaikan suhu permukaan air laut, peningkatan kadar CO2 di laut, peningkatan sinar UVB, dan perubahan cuaca secara ekstrim (Wilkinson 1999). Suhu permukaan air laut yang meningkat akan menyebabkan stress pada zooxanthella, sehingga menyebabkan karang mengalami bleaching dan akhirnya mati (Wilkinson 1999, Jaap 2000). Kadar CO2 di perairan akan memengaruhi jumlah ion karbonat dan bikarbonat dalam air. Karbondioksida akan mengikat ion karbonat atau bikarbonat sehingga menurunkan kemampuan untuk membentuk terumbu. Zooxanthella dalam karang membutuhkan cahaya matahari untuk fotosintesis, namun cahaya matahari berlebih meningkatkan dampak negatif dari sinar UV. Sinar UV akan mempengaruhi proses fotosintesis, respirasi, dan pembelahan sel zooxanthella (Shick et al 1996).
Perubahan iklim juga meningkatkan kemungkinan terjadinya badai atau pun perubahan pola arus yang menyebabkan kerusakan pada terumbu karang (Wilkinson 1999). Pengaruh perubahan iklim terhadap terumbu karang telah dilakukan oleh Australian Institute of Marine Science (AIMS) tahun 2005 yang memperkirakan terumbu karang dunia mengalamai kerusakan serius sebesar 16% akibat adanya El Nino. Terumbu karang di Indonesia mengalami pemutihan (bleaching) pada tahun 1997/1998 yang terjadi di beberapa wilayah yaitu bagian timur Sumatera, Jawa, Bali dan Lombok. Di Kepulauan Seribu, 90 -95% terumbu karang yang berada hingga kedalaman 25 meter mengalami kematian akibat pemutihan karang. 
Chabanet et al. (1997), menyatakan bahwa keanekaragaman dan kekayaan jenis dari kumpulan ikan karang berhubungan dengan banyak variabel karang seperti kompleksitas bangunan (architectural) atau tutupan karang bercabang, keanekaragaman, kekayaan jenis, kelimpahan, ukuran koloni, tutupan karang hidup, tutupan karang padat dan tutupan karang pipih/merayap. Menurut Allen (1999), kelimpahan sumberdaya ikan karang pada suatu lokasi disebabkan oleh tersedianya habitat yang sangat bervariasi di ekosistem terumbu karang. Bentuk dan variasi karang dan tempat berlindung lainnya terkombinasi menjadi habitat-habitat yang berbeda dengan variasi yang tinggi yang dimanfaatkan oleh ikan dengan karakteristik yang berbeda pula.
Menurut Suharsono (2007) bahwa secara alamiah, ekosistem terumbu karang memiliki berbagai peranan penting antara lain :
1. Sebagai lingkungan hidup. Ekosistem terumbu karang merupakan tempat tinggal, tempat berlindung, tempat mencari makan serta tempat berkembang biak bagi biota yang hidup didaerah karang dan sekitarnya.
2.  Sebagai pelindung fisik. Dengan formasi yang dimiliki, terumbu karang dapat berfungsi sebagai pemecah ombak dan penahan arus.
3.  Sebagai ekosistem yang menghasilkan berbagai produk yang bernilai ekonomis penting. Seperti berbagai jenis ikan karang, teripang, karangkarangan dan moluska.
4.   Sebagai sumber keindahan. Dengan keindahan yang dimilikinya, ekosistem terumbu karang dapat dijadikan daerah rekreasi dan taman laut.


DAFTAR PUSTAKA

Allen GR. 1999. Marine Fishes of South-East Asia. Periplus Eitions (HK) Ltd. Singapore.292 pp.
Chabanet P, Ralambondrainy H, Amanieu M, Faure G, Galzin R. 1997. Relationships between coral reef substrata and fish. Coral Reefs. 1(6):93-102.
Choat JH, Bellwood DR. 1991. The biology of herbivorous species fishes on coral reef in the ecology of fishes reefs. Sale PF ed. Departement of Zoology University of New Hamspire Durham.
Hutomo M. 1986. Method of Sampling Coral Reef Research Method and Management. Vol II. SAEMEO-BIOTROP. Bogor.
Nybakken JW. 1992. Biologi Laut : Suatu Pendekatan Ekologis. Diterjemahkan oleh : Koesoebiono M. Eidman, D. G. Bengen, Malikusworo,dan Sukristiono. Marine Biology and Ecologocal Approacch. PT. Gramedia, Jakarta. 480 hal.
Suharsono. 2007. Pengelolaan Ekosistem Terumbu Karang. Ed.Rev Cetakan ke-2 Penerbit Djambatan, Jakarta 118 hal.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PERAN DISTRIK NAVIGASI DALAM KESELAMATAN PELAYARAN

A.   PENDAHULUAN Indonesia adalah negara maritim terbesar di dunia, yang memiliki 17.504 pulau yang membentang dari Sabang sampai Meraoke...