Jumat, 29 Juni 2018

HUBUNGAN GEOMETRI JARING DENGAN TEKNIK PEMOTONGAN JARING PADA ALAT TANGKAP TRAWL

I.      PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Alat penangkap ikan merupakan salah satu sarana yang digunakan nelayan dalam operasi penangkapan. Penggunaan alat tangkap sangat memperhatikan kesesuaian dari bentuk alat tangkap, jenis bahan, pola potong jaring, serta cara pengoperasian untuk memperoleh ikan sesuai target penangkapan. Pembuatan alat tangkap sangat perlu memperhatikan pola potong jaring, karena pola potong tersebut akan menjadi suatu alat tangkap yang di inginkan.
Webbing atau jaring merupakan rangkaian dari simpul-simpul, tiap simpul membentuk sebuah mata jaring dan tiap baris simpul menambah panjang lembaran jaring dengan setengah mata. lembaran yang tersusun dari beberapa mata jaring yang merupakan bahan dasar untuk membuat berbagai jenis alat Penangkapan ikan.
Menurut Supardi Ardidja (2007) Webbing adalah gabungan sejumlah mata jaring yang dijurai baik dengan cara disimpul atau tanpa simpul, dibuat dengan menggunakan mesin atau tangan, baik yang terbuat dari serat alami maupun serat buatan, juga merupakan komponen utama alat penangkap ikan. Ukuran webbing dinyatakan dengan panjang dalam satuan panjang dan kedalaman dalam satuan jumlah mata jaring.
Geometri jaring digunakan untuk membentuk pola pemotongan jaring seperti segitiga, segi empat maupun trapesium sehingga apabila digabungkan akan menghasilkan alat tangkap sesuai desain yang diinginkan. Pemotongan jaring yang tepat dapat menghindari kesalahan dalam membuat alat tangkap, mengurangi pemborosan baik dari bahan alat tangkap, waktu dan tenaga serta biaya yang dikeluarkan oleh si pemotong jaring.

1.2 Alat Tangkap Trawl
Alat tangkap trawl adalah alat penangkapan ikan yang bersifat aktif serta mempunyai target spesies baik untuk menangkap ikan maupun untuk udang. trawl memiliki kriterian, yaitu : (1) Jaring berbentuk kantong (pukat) baik yang berasal dari karakteristik asli maupun hasil modifikasi. (2) Memiliki kelengkapan jaring (pukat) untuk alat pembuka mulut jaring baik palang/gawang (beam) atau sepasang papan rentang (otter board) dengan cara operasi di hela atau di seret (towing) oleh sebuah kapal. (3) Tampa memiliki kelengkapan jaring (pukat) dengan cara operasi di hela oleh dual buah kapal. Dari segi bentuk (konstruksi) alat trawl ini terdiri dari bagian-bagian: kantong (cod end), badan (body), sayap (wing), mulut (mouth), pelampung (float), pemberat (sinker), tali ris bawah (ground rope),tali ris atas dan tali penarik (warp). Seperti pada gambar dibawah ini.
Gambar alat tangkap Trawl

1.3 Geometri Jaring
Geometri berasal dari kata ‘geo’ dan ‘metron’ (bahasa Yunani Kuno), dimana geo artinya bumi dan metron artinya pengukuran. Dalam kamus bahasa
Indonesia geometri adalah cabang matematika yang menerangkan sifat-sifat garis, sudut, bidang, dan ruang. Perkembangan geometri tidak hanya menyangkut pengukuran dan sifat keruangan bumi, tetapi berkembang pada obyek-obyek yang bersifat abstrak seperti bentuk ruas garis, garis, segi banyak dan bidang banyak (segitiga, segi empat, segi lima dan segi enam). Geometri digunakan untuk menunjang ilmu-ilmu lain terkait dengan pengukuran bangun ruang, salah satunya adalah rancang bangun jaring pada alat penangkapan ikan. Dengan demikian, geometri jaring adalah bentuk jaring yang dihasilkan dari pemotongan berdasarkan pola potong yang telah ditentukan (www.wikipedia.com, 2018).
Menurut Supardi Ardidja (2007) Mata jaring dibentuk oleh empat buah simpul dan empat buah bar, simpul yang terletak pada arah benang disebut mesh (jika simpul diurai benang jaring tidak terputus), dan yang tegak lurus dengan arah benang disebut point (benang jaring terputus). Ukuran mata jaring (mesh size) diukur dalam keadaan mata tertutup (stretched mesh).

1.4  Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah : Untuk mengetahui hubungan geometri jaring dengan teknik pemotongan jaring pada alat tangkap trawl dan untuk menganalisis pola potong jaring pada alat tangkap trawl.

1.5  Manfaat
Adapun manfaat dari makalah ini adalah untuk memberikan penjelasan mengenai hubungan geometri jaring dengan teknik pemotongan jaring pada alat tangkap trawl.


II.  PEMBAHASAN

2.1 Sistem Pemotongan Jaring
Ada tiga hal penting yang perlu di perhatikan dalam memotong jaring, baik terhadap satu mata jaring maupun satu lembar jaring, ketiga hal tersebut adalah :
a.   Pemotongan pada pola vertikal (point cutting), bila dilakukan pada semua alat tangkap disebut “all mesh cutting” (m).
b.   Pemotongan horizontal (mesh cutting), bila dilakukan pada semua mata jaring disebut “all mesh cutting” (m).
c.   Pemotongan diagonal (bar cutting), pemotongan diagonal pada semua mata jaring dengan jumlah mata kedua sisi jaring sama disebut “all bar cutting” (b).
Untuk kretiga jenis pola pemotongan jaring tersebut dapat dikombinasikan menjadi 3 jenis pola yaitu: point (p) – bar (b), mesh (m) – bar (b) dan point (p) –mesh (m), untuk dapat menghasilkan suatu alat tangkap yang akan di rancang. Pola pemotongan kombinasi dari potongan point (p) bar (b) merupakan kombinasi pemotongan simpul samping dan akan ke arah tegak yang dilanjutkan dengan jumlah potongan sesuai dengan desain alat tangkap yang kita inginkan. Pada pola kombinasi point (p) bar (b), semakin banyak jumlah bar yang dipotong maka jaring yang dihasilkan akan membentuk sudut yang semakin kecil diukur dari garis vertikal/luasan jaring yang kita inginkan akan semakin sempit, seperti pada gambar dibawah ini. 
Gambar pola potong pada jaring.

2.2 Teknik Pemotongan Jaring dan cara menghitung tingkat pemotongan
Ada beberapa aspek yang perlu di perhatikan dalam melakukan pemotongan jaring, yaitu :
1.   Sebelum memotong jaring, si pemotong harus mempunyai desain bentuk alat tangkap yang akan dibuat.
2.   Hal ini dilakukan supaya tidak ada kesalahan dalam pemotongan.
3. Apabila terjadi kesalahan dalam pemotongan jaring akibatnya, maka akan terjadi pemborosan/terbuang, baik pemborosan bahan maupun waktu, dan tenaga dalam pembuatan alat secara keseluruhan.

 2.3 Pola Pemotongan Mes dan Bar
          Apabila dalam pemotongan jumlah mesh ke bawah (B) lebih kecil dari pada jumlah mesh kearah samping (L), atau (B<L) maka pemotongan dilakukan dengan mesh dan bar (m/b), sehingga jumlah mesh yang dipotong sama dengan L -B. Sedangkan jumlah bar yang dipotong sama dengan 2xb.
Keterangan :
L : jumlah meshdari sisi lembar jaring yang akan dipotong.
B : jumlah point dari sisi lembar jaring yang akan dipotong.
m : jumlah mesh yang harus dipotong.
b  : jumlah bar yang harus dipotong.

2.3.1   Pola Pemotongan Point dan Bar
Apabila dalam pemotongan jumlah mesh kebawah (B) lebih banyak dari pada jumlah mesh ke arah samping (L), atau (B>L) maka pemotongan dilakukan, dengan point dan bar (P/b), sehingga jumlah point yang dipotong sama dengan B-L. sedangkan jumlah bar yang dipotong sama dengan 2xL.

Keteranga :
B : jumlah point dari sisi lebar jaring yang akan dipotong
L : jumlah mesh dari sisi lebar jaring yang akan dipotong
p : jumlah point yang harus dipotong
b : jumlah bar yang harus dipotong

2.3.2   Memotong Jaring Secara Kombinasi
Ada tiga bentuk dalam pemotongan secara kombinasi, yaitu;
1.   Yang harus diperhatikan bentuk memotong lurus, terdiri dari
a.   Dengan memotong semua pada potongan sisi mesh
b.   Dengan cara memotong semua pada potongan point
2.   Bentuk memotong miring yaitu ; memotong semua sisi bar
3.   Bentuk memotong kombinasi, terdiri dari;
a.   memotong kombinasi dari mesh dan bar
b.   memotong kombinasi point dan bar

Gamabar pola potong jaring secara kombinasi.

2.4  Cara Memotong Jaring Dengan Bagus
1.   Untuk memotong bentuk lurus (all mesh / all point)
Sebaiknya sebelum kita memotong jaring, rapatkanlah terlebih dahulu simpul yang akan dipotong, sehingga dapat diketahui dengan jelas baris mana yang akan dipotong. Kemudian potonglah baris yang telah ditentukan dengan menggunakan pisau/gunting dari awal hingga selesai.
2.   Untuk memotong bentuk memiring (all bar)
Pertama tentukan dulu all bar yang akan dipotong dan mulailah memotong dari bar ke bar berikutnya sesuai dengan arah yang telah ditentukan sebelumnya.
3.   Untuk memotong bentuk kombinasi
Pertama memotong mesh dan bar, ketahuilah terlebih dahulu beberapa perbandingan antara mesh dan bar yang harus dipotong (cutting rate), misal : 1 mesh dan 2 bar. kemudian mulailah memotong mesh satu kali dan disusul dengan memotong bar sebanyak 2 (dua) kali, kemudian ulangi lagi memotong mesh dan bar dengan perbandingan yang sama sampai selesai. Sebelum memotong, ketahuilah terlebih dahulu arah potongan yang akan dilaksanakan.
4.   Memotong point dan bar
Terlebih dahulu mengetahui beberapa perbandingan antara point dan bar yang harus dipotong (cutting rate), misal, 1 point (p) dan 2 bar (b), selanjutnya mulailah memotong point satu kali dan disusul dengan memotong bar sebanyak 2 kali/buah, kemudian ulangi lagi memotong point dan bar dengan perbandingan yang sama sampai selesai. sebelum memotong, ketahui terlebih dahulu arah pemotongan yang akan di laksanakan.

2.5  Pola Potong Jaring Pada Alat Tangkap Trawl
Pola potong jaring yang banyak digunakan pada alat tangkap Trawl, karena bentuk dari alat tangkap itu sendiri sangat banyak terdapat siku-siku atau sudut miring yang terdapat pada alat tangkap trawl.
Pada alat tangkap trawl ada beberapa pemotongan yang dapat mengasilkan bentuk  pada sudut alat tangkap trawl, seperti :
1.   Pemotongan pada sayap kiri dan kanan menggunakan pemotongan point (p) dan (bar), pada bagian ini menghasilkan 250 potongan yang terdiri dari
Ø 90 potongan bar (70 potongan dari sisi atas dan 20 potongan dari sisi bawah sayap).
Ø 160 potongan mata jaring terletak pada posisi tegak samping kiri dan kanan, pemotongan antara point (p) dan bar (b).
2.   Pemotongan pada mulut dan pada bagian badan jaring alat tangkap trawl. Pada pola potong ini menggunakan pemotongan point (p), bar (b) dan mesh (m) yang menghasilkan 400 potongan yang terdiri dari :
Ø 200 potongan pada sisi mulut jaring menggunakan pola potong point (p) dan bar (b), yang menghasilkan (100 pada sisi kana dan 100 pada sisi samping kiri bukaan mulut jaring).
Ø 40 potongan pada sudut mulut jaring yang menghubungkan sisi samping mulut dengan bukaan mulut jaring pada bagian tengah, dengan menggunakan potongan mesh (m) dan bar (b), yang menghasilkan (20 dari sisi kanan dan 20 dari sisi kiri antara penghubung mulut jaring dengan samping bukaan mulut jaring).
Ø 160 potongan pada mulut jaring trawl yang menggunakan potongan mesh (m).

3.   Pemotongan pada kantong alat tangkap trawl. Pola potong pada kantong berbentuk empat persegi, pemotongannya hanya menggunakan pola point (p) dan mesh (m), karena yang dibutuhkan pemotongan jaring pada bagian alat tangkap trawl hayan persegi 4.

Gambar pola potong jaring pada alat tangkap trawl.


III KESIMPULAN

Pola potong jaring biasanya akan berbentuk geometri jaring yang sesuai dengan alat tangkap yang akan di bentuk, biasanya sebelum melakukan pemotongan jaring sudah ada desain bentuk alat tangkap yang akan dibuat. Pemotongan jaring yang bagus, apabila pemotongan tersebut lebih efisien terhadap waktu, tenaga dan bahan yang digunakan tidak banyak terbuang dan dapat meminimalisir biaya yang dikeluarkan.
Terdapat 3 teknik pola pemotongan jaring untuk membuat alat tangkap ikan yang sesuai dengan target hasil tangkapan, yaitu :
1.   Pola potong mesh (m) dan bar (b)
2.   Pola potong point (p) dan bar (p)
3.   Pola potong kombinasi
Pada alat tangkap trawl ada beberapa pemotongan yang dapat menghasilkan bentuk  pada sudut alat tangkap trawl, seperti :
1.   Pemotongan pada sayap kiri dan kanan menggunakan pemotongan point (p) dan (bar).
2.   Pemotongan pada mulut dan pada bagian badan jaring alat tangkap trawl.
3.   Pemotongan pada kantong alat tangkap trawl.



Daftar Pustaka

Fridman AL. 1988. Terjemahan perhitungan dalam merancang alat penangkapan ikan. Bagian proyek penangkapan teknik penangkapan ikan semarang. Balai pengembangan ikan. Semarang.
Martasuganda S. 2005. Serial untuk alat tangkap ikan gill net, set net, trap, dan trawl. Jilid I bogor.
Supardi A. 2007. Bahan Alat Penangkapan Ikan dan Rancang Bangun Alat Penangkapan Ikan,
http://wikipedia.com. Diakses pada tanggal 1 Januari 2018.
http://www.academia.edu/17518947/Perlakuan Pada Bahan Mata Kuliah Bahan dan Rancang Bangun Alat Penangkapan Ikan. Diakses pada tanggal 1 Januari 2018.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PERAN DISTRIK NAVIGASI DALAM KESELAMATAN PELAYARAN

A.   PENDAHULUAN Indonesia adalah negara maritim terbesar di dunia, yang memiliki 17.504 pulau yang membentang dari Sabang sampai Meraoke...