I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Alat penangkap ikan merupakan salah satu sarana yang digunakan nelayan dalam operasi penangkapan. Penggunaan alat tangkap sangat memperhatikan kesesuaian dari bentuk alat tangkap, jenis bahan, pola potong jaring, serta cara pengoperasian untuk memperoleh ikan sesuai target penangkapan. Pembuatan alat tangkap sangat perlu memperhatikan pola potong jaring, karena pola potong tersebut akan menjadi suatu alat tangkap yang di inginkan.
Webbing atau jaring merupakan rangkaian dari simpul-simpul, tiap simpul membentuk sebuah mata jaring dan tiap baris simpul menambah panjang lembaran jaring dengan setengah mata. lembaran yang tersusun dari beberapa mata jaring yang merupakan bahan dasar untuk membuat berbagai jenis alat Penangkapan ikan.
Menurut Supardi Ardidja (2007) Webbing adalah gabungan sejumlah mata jaring yang dijurai baik dengan cara disimpul atau tanpa simpul, dibuat dengan menggunakan mesin atau tangan, baik yang terbuat dari serat alami maupun serat buatan, juga merupakan komponen utama alat penangkap ikan. Ukuran webbing dinyatakan dengan panjang dalam satuan panjang dan kedalaman dalam satuan jumlah mata jaring.
Geometri jaring digunakan untuk membentuk pola pemotongan jaring seperti segitiga, segi empat maupun trapesium sehingga apabila digabungkan akan menghasilkan alat tangkap sesuai desain yang diinginkan. Pemotongan jaring yang tepat dapat menghindari kesalahan dalam membuat alat tangkap, mengurangi pemborosan baik dari bahan alat tangkap, waktu dan tenaga serta biaya yang dikeluarkan oleh si pemotong jaring.
1.2 Alat Tangkap Trawl
Alat tangkap trawl adalah alat penangkapan ikan yang bersifat aktif serta mempunyai target spesies baik untuk menangkap ikan maupun untuk udang. trawl memiliki kriterian, yaitu : (1) Jaring berbentuk kantong (pukat) baik yang berasal dari karakteristik asli maupun hasil modifikasi. (2) Memiliki kelengkapan jaring (pukat) untuk alat pembuka mulut jaring baik palang/gawang (beam) atau sepasang papan rentang (otter board) dengan cara operasi di hela atau di seret (towing) oleh sebuah kapal. (3) Tampa memiliki kelengkapan jaring (pukat) dengan cara operasi di hela oleh dual buah kapal. Dari segi bentuk (konstruksi) alat trawl ini terdiri dari bagian-bagian: kantong (cod end), badan (body), sayap (wing), mulut (mouth), pelampung (float), pemberat (sinker), tali ris bawah (ground rope),tali ris atas dan tali penarik (warp). Seperti pada gambar dibawah ini.
Gambar alat tangkap Trawl
1.3 Geometri Jaring
Geometri berasal dari kata ‘geo’ dan ‘metron’ (bahasa
Yunani Kuno), dimana geo artinya bumi dan metron artinya pengukuran. Dalam
kamus bahasa
Indonesia
geometri adalah cabang matematika yang menerangkan sifat-sifat garis, sudut,
bidang, dan ruang. Perkembangan geometri tidak hanya menyangkut pengukuran dan
sifat keruangan bumi, tetapi berkembang pada obyek-obyek yang bersifat abstrak
seperti bentuk ruas garis, garis, segi banyak dan bidang banyak (segitiga, segi
empat, segi lima dan segi enam). Geometri digunakan untuk menunjang ilmu-ilmu
lain terkait dengan pengukuran bangun ruang, salah satunya adalah rancang
bangun jaring pada alat penangkapan ikan. Dengan demikian, geometri jaring
adalah bentuk jaring yang dihasilkan dari pemotongan berdasarkan pola potong
yang telah ditentukan (www.wikipedia.com, 2018).
Menurut Supardi Ardidja (2007) Mata jaring dibentuk
oleh empat buah simpul dan empat buah bar, simpul yang terletak pada arah
benang disebut mesh (jika simpul diurai benang jaring tidak terputus), dan yang
tegak lurus dengan arah benang disebut point (benang jaring terputus). Ukuran
mata jaring (mesh size) diukur dalam
keadaan mata tertutup (stretched mesh).
1.4 Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah : Untuk
mengetahui hubungan geometri jaring dengan teknik pemotongan jaring pada alat tangkap
trawl dan untuk menganalisis pola potong jaring pada alat tangkap trawl.
1.5 Manfaat
Adapun manfaat dari makalah ini adalah untuk memberikan
penjelasan mengenai hubungan geometri jaring dengan teknik pemotongan jaring
pada alat tangkap trawl.
II. PEMBAHASAN
2.1 Sistem Pemotongan Jaring
Ada tiga hal penting yang perlu di perhatikan dalam
memotong jaring, baik terhadap satu mata jaring maupun satu lembar jaring,
ketiga hal tersebut adalah :
a.
Pemotongan pada
pola vertikal (point cutting), bila
dilakukan pada semua alat tangkap disebut “all
mesh cutting” (m).
b.
Pemotongan
horizontal (mesh cutting), bila
dilakukan pada semua mata jaring disebut “all
mesh cutting” (m).
c.
Pemotongan
diagonal (bar cutting), pemotongan
diagonal pada semua mata jaring dengan jumlah mata kedua sisi jaring sama
disebut “all bar cutting” (b).
Untuk
kretiga jenis pola pemotongan jaring tersebut dapat dikombinasikan menjadi 3
jenis pola yaitu: point (p) – bar (b), mesh (m) – bar (b) dan point
(p) –mesh (m), untuk dapat menghasilkan suatu alat tangkap yang akan di rancang. Pola
pemotongan kombinasi dari potongan point
(p) – bar (b) merupakan kombinasi pemotongan simpul samping dan akan ke
arah tegak yang dilanjutkan dengan jumlah potongan sesuai dengan desain alat
tangkap yang kita inginkan. Pada pola kombinasi point (p) – bar (b), semakin banyak jumlah bar yang dipotong maka jaring yang
dihasilkan akan membentuk sudut yang semakin kecil diukur dari garis vertikal/luasan
jaring yang kita inginkan akan semakin sempit, seperti pada gambar dibawah ini.
Gambar pola potong
pada jaring.
2.2
Teknik Pemotongan Jaring dan cara menghitung tingkat pemotongan
Ada beberapa aspek yang perlu di perhatikan dalam
melakukan pemotongan jaring, yaitu :
1.
Sebelum memotong
jaring, si pemotong harus mempunyai desain bentuk alat tangkap yang akan
dibuat.
2.
Hal ini dilakukan
supaya tidak ada kesalahan dalam pemotongan.
3. Apabila terjadi
kesalahan dalam pemotongan jaring akibatnya, maka akan terjadi
pemborosan/terbuang, baik pemborosan bahan maupun waktu, dan tenaga dalam
pembuatan alat secara keseluruhan.
2.3 Pola
Pemotongan Mes dan Bar
Apabila dalam pemotongan jumlah mesh ke bawah
(B) lebih kecil dari pada jumlah mesh kearah samping (L), atau (B<L) maka
pemotongan dilakukan dengan mesh dan bar (m/b), sehingga jumlah mesh yang
dipotong sama dengan L -B. Sedangkan jumlah bar yang dipotong sama dengan 2xb.
Keterangan :
L : jumlah meshdari sisi lembar jaring yang akan
dipotong.
B : jumlah point dari sisi lembar jaring yang akan
dipotong.
m : jumlah mesh yang harus dipotong.
b : jumlah
bar yang harus dipotong.
2.3.1 Pola
Pemotongan Point dan Bar
Apabila dalam pemotongan jumlah mesh kebawah (B)
lebih banyak dari pada jumlah mesh ke arah samping (L), atau (B>L) maka
pemotongan dilakukan, dengan point dan bar (P/b), sehingga jumlah point yang
dipotong sama dengan B-L. sedangkan jumlah bar yang dipotong sama dengan 2xL.
Keteranga
:
B : jumlah point dari sisi lebar jaring yang akan
dipotong
L : jumlah mesh dari sisi lebar jaring yang akan
dipotong
p : jumlah point yang harus dipotong
b : jumlah bar yang harus dipotong
2.3.2 Memotong
Jaring Secara Kombinasi
Ada tiga bentuk dalam pemotongan secara kombinasi,
yaitu;
1.
Yang harus
diperhatikan bentuk memotong lurus, terdiri dari
a.
Dengan memotong
semua pada potongan sisi mesh
b.
Dengan cara
memotong semua pada potongan point
2.
Bentuk memotong
miring yaitu ; memotong semua sisi bar
3.
Bentuk memotong
kombinasi, terdiri dari;
a.
memotong
kombinasi dari mesh dan bar
b.
memotong
kombinasi point dan bar
Gamabar pola potong jaring secara kombinasi.
2.4 Cara
Memotong Jaring Dengan Bagus
1.
Untuk memotong
bentuk lurus (all mesh / all point)
Sebaiknya sebelum kita memotong jaring, rapatkanlah
terlebih dahulu simpul yang akan dipotong, sehingga dapat diketahui dengan
jelas baris mana yang akan dipotong. Kemudian potonglah baris yang telah
ditentukan dengan menggunakan pisau/gunting dari awal hingga selesai.
2.
Untuk memotong
bentuk memiring (all bar)
Pertama tentukan dulu all bar yang akan dipotong dan
mulailah memotong dari bar ke bar berikutnya sesuai dengan arah yang telah
ditentukan sebelumnya.
3.
Untuk memotong
bentuk kombinasi
Pertama memotong mesh dan bar, ketahuilah terlebih
dahulu beberapa perbandingan antara mesh dan bar yang harus dipotong (cutting rate), misal : 1 mesh dan 2 bar.
kemudian mulailah memotong mesh satu kali dan disusul dengan memotong bar
sebanyak 2 (dua) kali, kemudian ulangi lagi memotong mesh dan bar dengan
perbandingan yang sama sampai selesai. Sebelum memotong, ketahuilah terlebih
dahulu arah potongan yang akan dilaksanakan.
4.
Memotong point
dan bar
Terlebih dahulu mengetahui beberapa perbandingan
antara point dan bar yang harus dipotong (cutting rate), misal, 1 point (p) dan
2 bar (b), selanjutnya mulailah memotong point satu kali dan disusul dengan
memotong bar sebanyak 2 kali/buah, kemudian ulangi lagi memotong point dan bar
dengan perbandingan yang sama sampai selesai. sebelum memotong, ketahui
terlebih dahulu arah pemotongan yang akan di laksanakan.
2.5 Pola
Potong Jaring Pada Alat Tangkap Trawl
Pola potong jaring yang banyak digunakan pada alat
tangkap Trawl, karena bentuk dari alat tangkap itu sendiri sangat banyak
terdapat siku-siku atau sudut miring yang terdapat pada alat tangkap trawl.
Pada alat tangkap trawl ada beberapa pemotongan yang
dapat mengasilkan bentuk pada sudut alat
tangkap trawl, seperti :
1.
Pemotongan pada
sayap kiri dan kanan menggunakan pemotongan point (p) dan (bar), pada bagian
ini menghasilkan 250 potongan yang terdiri dari
Ø 90 potongan bar (70 potongan dari sisi atas dan 20
potongan dari sisi bawah sayap).
Ø 160 potongan mata jaring terletak pada posisi tegak
samping kiri dan kanan, pemotongan antara point (p) dan bar (b).
2.
Pemotongan pada
mulut dan pada bagian badan jaring alat tangkap trawl. Pada pola potong ini
menggunakan pemotongan point (p), bar (b) dan mesh (m) yang menghasilkan 400
potongan yang terdiri dari :
Ø 200 potongan pada sisi mulut jaring menggunakan pola
potong point (p) dan bar (b), yang menghasilkan (100 pada sisi kana dan 100
pada sisi samping kiri bukaan mulut jaring).
Ø 40 potongan pada sudut mulut jaring yang
menghubungkan sisi samping mulut dengan bukaan mulut jaring pada bagian tengah,
dengan menggunakan potongan mesh (m) dan bar (b), yang menghasilkan (20 dari
sisi kanan dan 20 dari sisi kiri antara penghubung mulut jaring dengan samping
bukaan mulut jaring).
Ø 160 potongan pada mulut jaring trawl yang
menggunakan potongan mesh (m).
3.
Pemotongan pada
kantong alat tangkap trawl. Pola potong pada kantong berbentuk empat persegi,
pemotongannya hanya menggunakan pola point (p) dan mesh (m), karena yang
dibutuhkan pemotongan jaring pada bagian alat tangkap trawl hayan persegi 4.
Gambar pola potong
jaring pada alat tangkap trawl.
III KESIMPULAN
Pola
potong jaring biasanya akan berbentuk geometri jaring yang sesuai dengan alat
tangkap yang akan di bentuk, biasanya sebelum melakukan pemotongan jaring sudah
ada desain bentuk alat tangkap yang akan dibuat. Pemotongan jaring yang bagus,
apabila pemotongan tersebut lebih efisien terhadap waktu, tenaga dan bahan
yang digunakan tidak banyak terbuang dan dapat meminimalisir biaya yang
dikeluarkan.
Terdapat
3 teknik pola pemotongan jaring untuk membuat alat tangkap ikan yang sesuai
dengan target hasil tangkapan, yaitu :
1. Pola potong
mesh (m) dan bar (b)
2. Pola
potong point (p) dan bar (p)
3. Pola
potong kombinasi
Pada alat tangkap trawl ada beberapa pemotongan yang
dapat menghasilkan bentuk pada sudut alat
tangkap trawl, seperti :
1.
Pemotongan pada sayap kiri dan kanan
menggunakan pemotongan point (p) dan (bar).
2.
Pemotongan pada mulut dan pada bagian
badan jaring alat tangkap trawl.
3.
Pemotongan pada kantong alat tangkap
trawl.
Daftar Pustaka
Fridman AL. 1988. Terjemahan
perhitungan dalam merancang alat penangkapan ikan. Bagian proyek penangkapan
teknik penangkapan ikan semarang. Balai pengembangan ikan. Semarang.
Martasuganda S. 2005. Serial untuk
alat tangkap ikan gill net, set net, trap, dan trawl. Jilid I bogor.
Supardi A. 2007. Bahan Alat
Penangkapan Ikan dan Rancang Bangun Alat Penangkapan Ikan,
http://wikipedia.com. Diakses pada tanggal 1 Januari 2018.
http://www.academia.edu/17518947/Perlakuan Pada Bahan Mata Kuliah Bahan dan Rancang Bangun
Alat Penangkapan Ikan. Diakses pada tanggal 1 Januari 2018.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar